Jenis-jenis Ikatan Kimia beserta Penjelasan dan Contohnya, Ikatan kimia adalah tautan antara atom-atom dalam suatu molekul yang memungkinkan molekul tersebut tetap bersama-sama dan berfungsi sebagai kesatuan. Ada beberapa jenis ikatan kimia yang dapat terbentuk antara atom-atom, dan setiap jenis ikatan kimia memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda. Dalam artikel ini, kita akan membahas jenis-jenis ikatan kimia yang umum terbentuk, beserta penjelasan dan contohnya.
Pengertian Ikatan Kimia
Ikatan kimia adalah interaksi antara dua atau lebih atom yang membentuk suatu molekul atau senyawa kimia. Ikatan ini terjadi karena adanya gaya tarik menarik antara elektron yang dimiliki oleh atom-atom tersebut. Ada beberapa jenis ikatan kimia yang umum dikenal, yaitu ikatan kovalen, ionik, logam, dan hidrogen. Ikatan kovalen terjadi ketika atom-atom saling berbagi elektron, sedangkan ikatan ionik terjadi ketika atom-atom saling menukar elektron. Ikatan logam terjadi ketika atom-atom logam saling berbagi elektron secara bebas, sedangkan ikatan hidrogen terjadi antara atom hidrogen dan atom-atom lain yang memiliki elektron yang mudah berbagi. Ikatan kimia memainkan peran penting dalam membentuk struktur senyawa kimia dan sifat-sifatnya.
Jenis-jenis Ikatan Kimia
1. Ikatan Ionik
Ikatan ionik terbentuk ketika elektron dipindahkan dari satu atom ke atom lainnya. Atom yang kehilangan elektron akan menjadi ion positif, sedangkan atom yang menerima elektron akan menjadi ion negatif. Ion positif dan negatif akan tertarik satu sama lain secara elektrostatik, membentuk ikatan ionik.
Contohnya adalah ikatan antara natrium (Na) dan klorin (Cl) dalam garam meja (NaCl). Natrium melepaskan satu elektronnya untuk membentuk ion positif (Na+), sementara klorin menerima satu elektron untuk membentuk ion negatif (Cl-). Ion positif dan negatif akan menarik satu sama lain, membentuk ikatan ionik yang kuat.
Sifat Ikatan Ionik
Ikatan ionik memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
- Kejenuhan: Ikatan ionik sangat jenuh dan sulit untuk ditarik terpisah.
- Titik Lebur dan Titik Didih Tinggi: Ikatan ionik membutuhkan energi yang besar untuk melepaskan ion-ion positif dan negatif dari satu sama lain, sehingga titik lebur dan titik didihnya tinggi.
- Mudah Terionisasi: Ion-ion dalam ikatan ionik mudah terionisasi, artinya mudah melepaskan dan menerima elektron.
- Kekuatan Elektrostatis: Ikatan ionik dibentuk oleh kekuatan elektrostatis antara ion-ion positif dan negatif.
- Konduktivitas Listrik: Ikatan ionik dapat menghantarkan listrik saat dalam bentuk cair atau larutan, karena ion-ionnya dapat bergerak bebas.
2. Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen terbentuk ketika dua atom saling berbagi elektron untuk memenuhi konfigurasi elektron valensi masing-masing. Ada dua jenis ikatan kovalen: ikatan kovalen polar dan ikatan kovalen nonpolar.
-
 Ikatan Kovalen Polar
Ikatan kovalen polar terbentuk ketika elektron tidak berbagi dengan cara yang sama antara dua atom. Atom yang lebih elektronegatif akan menarik elektron lebih dekat ke dirinya, menciptakan muatan parsial positif dan negatif pada atom tersebut.
Contohnya adalah ikatan antara hidrogen (H) dan oksigen (O) dalam molekul air (H2O). Oksigen lebih elektronegatif daripada hidrogen, sehingga elektron dalam ikatan kovalen polar lebih dekat ke oksigen. Ini menciptakan muatan parsial negatif pada oksigen dan muatan parsial positif pada hidrogen.
Sifat Ikatan Kovalen
Polar Ikatan kovalen polar memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
- Elektronegativitas: Ikatan kovalen polar terbentuk antara atom dengan perbedaan elektronegativitas yang signifikan.
- Kepolaran: Ikatan kovalen polar memiliki kepolaran yang lebih besar daripada ikatan kovalen nonpolar.
- Polaritas: Ikatan kovalen polar dapat menunjukkan polaritas dalam molekulnya, yang dapat mempengaruhi sifat fisik dan kimia molekul.
- Sifat Konduktor: Ikatan kovalen polar umumnya tidak dapat menghantarkan listrik karena elektron tidak dapat bergerak bebas.
-
Ikatan Kovalen Nonpolar
Ikatan kovalen nonpolar terbentuk ketika elektron dibagi secara merata antara dua atom dengan elektronegativitas yang sama.
Contohnya adalah ikatan antara dua atom hidrogen (H) dalam molekul gas hidrogen (H2). Karena kedua atom hidrogen memiliki elektronegativitas yang sama, elektron dalam ikatan kovalen nonpolar dibagi secara merata antara kedua atom.
Sifat Ikatan Kovalen Nonpolar
Ikatan kovalen nonpolar memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
- Elektronegativitas: Ikatan kovalen nonpolar terbentuk antara atom dengan elektronegativitas yang sama.
- Kepolaran: Ikatan kovalen nonpolar tidak memiliki kepolaran karena elektron dibagi secara merata antara kedua atom.
- Polaritas: Ikatan kovalen nonpolar tidak menunjukkan polaritas dalam molekulnya.
- Sifat Konduktor: Ikatan kovalen nonpolar tidak dapat menghantarkan listrik karena elektron tidak dapat bergerak bebas.
3. Ikatan Logam
Ikatan logam terbentuk ketika atom-atom logam saling berbagi elektron. Elektron dalam ikatan logam bersifat bebas dan dapat bergerak bebas di antara atom-atom logam.
Contohnya adalah ikatan dalam logam tembaga (Cu). Atom-atom tembaga saling berbagi elektron dan membentuk struktur kristal dengan atom-atom logam sebagai inti dan elektron sebagai “lem” yang menghubungkan atom-atom tersebut.
Sifat Ikatan Logam
Ikatan logam memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
- Kepolaran: Ikatan logam tidak memiliki kepolaran karena elektron dibagi secara merata antara atom-atom logam.
- Konduktivitas Listrik: Ikatan logam dapat menghantarkan listrik dengan baik karena elektron bebas yang dapat bergerak di antara atom-atom logam.
- Kekuatan: Ikatan logam biasanya kuat karena adanya ikatan elektrostatis antara inti atom dan elektron bebas.
- Titik Lebur dan Titik Didih: Ikatan logam memiliki titik lebur dan titik didih yang tinggi karena elektron bebas membutuhkan energi yang besar untuk dipisahkan dari atom-atom logam
4. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen terbentuk ketika atom hidrogen (H) membentuk ikatan kovalen polar dengan atom lain, seperti oksigen (O) atau nitrogen (N). Elektron dalam ikatan kovalen polar ini tertarik ke arah atom yang lebih elektronegatif, sehingga terbentuk suatu muatan parsial negatif pada atom lain dan muatan parsial positif pada atom hidrogen.
Contohnya adalah ikatan antara atom hidrogen dan oksigen dalam molekul air (H2O). Atom hidrogen dalam molekul air membentuk ikatan kovalen polar dengan atom oksigen, sehingga terbentuk muatan parsial positif pada atom hidrogen dan muatan parsial negatif pada atom oksigen.
Sifat Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
- Elektronegativitas: Ikatan hidrogen terbentuk antara atom hidrogen dengan atom lain yang memiliki elektronegativitas yang cukup tinggi, seperti oksigen dan nitrogen.
- Kepolaran: Ikatan hidrogen memiliki kepolaran yang cukup besar karena terdapat perbedaan elektronegativitas antara atom hidrogen dan atom lain.
- Polaritas: Ikatan hidrogen dapat menunjukkan polaritas dalam molekulnya, yang dapat mempengaruhi sifat fisik dan kimia molekul.
- Sifat Konduktor: Ikatan hidrogen umumnya tidak dapat menghantarkan listrik karena elektron tidak dapat bergerak bebas.
5. Ikatan Vander Waals
Ikatan Vander Waals terbentuk karena adanya gaya-gaya tarik-menarik antara molekul-molekul yang polar atau nonpolar. Gaya-gaya tarik-menarik ini disebabkan oleh fluktuasi sementara muatan elektron dalam molekul.
Contohnya adalah ikatan antara molekul-molekul gas neon (Ne). Meskipun gas neon terdiri dari molekul-molekul nonpolar
Sifat Ikatan Vander
Waals Ikatan Vander Waals memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
- Elektronegativitas: Ikatan Vander Waals terbentuk karena fluktuasi sementara muatan elektron dalam molekul, sehingga tidak tergantung pada perbedaan elektronegativitas antara atom.
- Kepolaran: Ikatan Vander Waals dapat terbentuk antara molekul polar maupun nonpolar.
- Polaritas: Ikatan Vander Waals dapat menunjukkan polaritas dalam molekulnya, tergantung pada molekul yang terlibat.
- Sifat Konduktor: Ikatan Vander Waals umumnya tidak dapat menghantarkan listrik karena tidak terdapat muatan listrik yang dapat bergerak bebas.
6. Ikatan Koordinasi
Ikatan koordinasi terbentuk ketika satu atom menyumbangkan sepasang elektron kepada atom lain yang membutuhkan. Atom yang memberikan sepasang elektron disebut donor, sedangkan atom yang menerima sepasang elektron disebut akseptor.
Contohnya adalah ikatan antara ion besi (Fe2+) dan molekul amonia (NH3). Molekul amonia memiliki sepasang elektron bebas yang dapat disumbangkan kepada ion besi untuk membentuk ikatan koordinasi.
Sifat Ikatan Koordinasi
Ikatan koordinasi memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
- Elektronegativitas: Ikatan koordinasi terbentuk antara atom donor yang memiliki elektron valensi yang cukup untuk disumbangkan kepada atom akseptor yang membutuhkan.
- Kepolaran: Ikatan koordinasi dapat memiliki kepolaran tergantung pada molekul yang terlibat.
- Polaritas: Ikatan koordinasi dapat menunjukkan polaritas dalam molekulnya, tergantung pada molekul yang terlibat.
- Sifat Konduktor: Ikatan koordinasi umumnya tidak dapat menghantarkan listrik karena elektron tidak dapat bergerak bebas.
Kesimpulan
Dalam kimia, terdapat ditemukan beberapa jenis ikatan kimia yang berbeda-beda, antara lain ikatan kovalen, ionik, hydrogen, Vander Waals, logam, dan koordinasi. Masing-masing jenis ikatan memiliki karakteristik yang unik dan sifat-sifat tertentu yang membedakannya dari jenis ikatan lainnya. Ikatan kovalen terbentuk ketika dua atom saling berbagi sepasang elektron. Jenis ikatan ini cenderung terjadi antara atom nonlogam, dan dapat dibedakan menjadi ikatan kovalen polar dan nonpolar, tergantung pada perbedaan elektronegativitas antara atom-atom yang terlibat.
Lihat Juga Peran Indikator Asam dan Basa dalam Kehidupan Sehari-hari Contoh Aplikasi dan Manfaatnya
Ikatan ionik terbentuk ketika satu atau lebih elektron sepenuhnya ditransfer dari satu atom ke atom lainnya. Jenis ikatan ini terjadi antara atom logam dan nonlogam, dan biasanya membentuk kristal ionik. Ikatan hydrogen terbentuk ketika atom hidrogen terikat pada atom-atom yang sangat elektronegatif, seperti oksigen, nitrogen, dan fluorin. Ikatan ini memiliki sifat polar dan memegang peran penting dalam membentuk struktur protein dan DNA.
Ikatan Vander Waals terbentuk karena fluktuasi sementara muatan elektron dalam molekul, sehingga tidak tergantung pada perbedaan elektronegativitas antara atom. Jenis ikatan ini umumnya lemah dan hanya terjadi antara molekul. Ikatan logam terbentuk ketika atom logam saling berbagi elektron membentuk jaringan kristal logam yang padat. Ikatan ini umumnya memiliki sifat konduktor listrik dan panas yang baik. Ikatan koordinasi terbentuk ketika satu atom menyumbangkan sepasang elektron kepada atom lain yang membutuhkan. Jenis ikatan ini memegang peran penting dalam membentuk senyawa kompleks logam.